Pantai Timang Gunung Kidul

Pantai Timang Gunung Kidul - Pantai Timang merupakan sebuah pantai alami yang terletak di kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Berjarak 67.7 km dari bandara Adi Sucipto, perjalanan menuju kesana dapat memakan waktu selama 2-3 jam dengan akses jalan yang cukup sulit.

28 Desember 2016 lalu, saya mengunjungi pantai Timang dengan mengendarai motor dari bandara Adi Sucipto. Waktu tempuh yang kami butuhkan sekitar 2 jam dengan jalanan di 1-2 KM terakhir seperti gambar di bawah ini.

Pantai Timang Gunung Kidul


Batuan di sepanjang jalan menuju pantai timang seperti pecahan karang yang tajam dan lancip dengan jalan yang bergelombang naik turun. Kalau kamu mau mengunjungi tempat ini, saran saya lebih baik naik motor atau mobil dengan spesifikasi minimal MPV. SUV atau off road lebih baik, mengingat kondisi jalanan yang seperti ini.


Setibanya di pantai Timang, saya menjumpai beberapa pendopo menghadap ke pantai untuk tempat pengunjung beristirahat. Kondisi pantai Timang dan sekitar kala itu tidak begitu ramai pengunjung, sehingga saya bisa menikmati sepoian angin di dalam pendopo sambil beristirahat.


Di sekitaran pantai timang, saya hanya menjumpai 1 warung yang menjual makanan ringan dan minuman ditambah dengan 1 penjual di antara pendopo yang menjual minuman dingin. Jadi, kalau kamu mau kesini dalam waktu yang cukup lama, lebih baik membawa logistik sendiri.

Pantai Timang menawarkan wisata gondola untuk kamu yang berani. Harga untuk naik gondola adalah 150 ribu per orang pulang pergi. Tapi, kalau kamu cuma mau foto doang nggak sampe nyebrang dikenakan biaya sebesar 50rb. Gondola itu sendiri, sebenarnya sudah ada dari tahun 1997 yang digunakan untuk ke sebrang yang merupakan habitat lobster. Gondola tradisional yang terbuat dari kayu akasia awalnya hanya di topang dengan 3 tali tambang saja, namun untuk menjaga stabilitas transportasi gondola, jumlah tambang terus ditambah hingga kini menjadi 9 tambang.

Gondola itu sendiri mengantarkan pengunjung ke sebrang sejauh 98 meter dengan ketinggian 9-11 meter dari permukaan laut. Waktu saya menaiki gondola, ada sedikit rasa deg-degan di detik-detik awal namun selebihnya saya sangat menikmati bahkan sempet selfie di tengah. Goyang? pasti. Gondola berpindah ke sebrang dengan bantuan warga yang menarik tambang secara manual dengan menggunakn jari-jari roda sebagai poros.


Saat saya berhasil menyampai ke sebrang, saya ngobrol dengan Pak Siswanto, salah satu yang terlibat dalam proses perancangan gondola itu. Dulunya, gondola tersebut dibuat oleh 6 orang : Pak Siswanto, Pak Warno, Pak Sartono, Pak Warsito, Pak Supriyanto dan Pak Tukijan. Awal mula pembuatan gondola di tahun 1997 membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Mereka naik kapal dari pantai Siung, kemudian Pak Warno (mantan pelaut) berenang dari tengah sembari membawa tambang untuk mulai merancang. Kapal tidak bisa bersandar dipinggir karena arus yang sangat besar. Perlahan demi pasti akhirnya, gondola tersebut bisa digunakan sebagai alat transportasi menuju habitat lobster. Dan akhirnya gondola dijadikan wisata mulai tahun 2012 dimana pertama kali dikunjungi oleh rombongan dari Jejak Si Gundul. Fyi, pantai Timang pernah dipake oleh pihak Korea untuk shooting, loh!


Selain itu, beliau banyak bercerita tentang lobster yang ada disini, karena ia adalah seorang pengepul lobster. Di awal pembuatan gondola, Pak Siswanto dan teman bisa panen lobster sebanyak 35-70kg per harinya namun semenjak tahun 2000an sampai sekarang hanya panen sekitar 10-15kg. Harga jual lobster pun yang dulunya hanya 15rb/kg menjadi 260-450rb/kg tergantung kualitas lobster itu sendiri.

Lobster dari pantai Timang nantinya akan dijual atau dikirim ke Cilacap maupun Jakarta dalam kondisi tetap hidup. Untuk itu, perawatan lobster sangat diperhatikan oleh Pak Siswanto supaya lobster tetap hidup begitu sampai tempat tujuan. Saat ini perawatannya dengan menaburi serbuk kayu pada lobster yang sudah dikeringkan dari kolam. Perlu diketahui bahwa lobster akan tetap hidup dengan kadar kondisi garam yang pas.

Rumah Pak Siswanto tidak terlalu jauh dari Pantai Timang, disana bisa memesan lobster matang untuk dinikmati. Beliau memberitahukan harga lobster masak yang dijual di rumahnya adalah 350rb/kg sudah termasuk nasi dan lauk pendamping. Bisa dimakan untuk 3-4 orang. Wisatawan asing banyak yang berdatangan ke rumah pak Siswanto untuk menikmati lobster tersebut seperti orang Korea, Malaysia dan Spanyol. Tak mau ketinggalan, saya pun bergegas ke rumah Pak Siswanto dan mencicipi. Enakk! Dan dijamin lebih murah daripada lobster yang dijual di pantai lainnya, karena Pak Siswanto pengepul dan distributor ke restoran lain 🙂

Pak Siswanto becerita, konon, nama pantai Timang berasal dari seorang ibu hamil yang lahiran di sekitar sana saat usia kandungan 7 bulan 9 hari di jam 6 pagi ketika sedang mencari rumput laut. Si Ibu menimang bayinya dan jadilah pantai ini disebut dengan Pantai Timang.

Artikel Terkait Pantai Timang Gunung Kidul :